PASANG IKLAN

Kisah Nabi Isa As

>

KISAH NABI ISA AS




Nabi Isa a.s. adalah anak dari Maryam, beliau tidak memiliki ayah, Maryam lahir dari keluarga Imran. Maryam berarti " tidak bercela," juga bisa berarti "hamba Tuhan." Ia diasuh oleh Nabi Zakaria setelah ayahnya meninggal. Maryam adalah seorang gadis yang baik budi pekertinya, sesudah menginjak usia dewasa ia selalu mengurung diri di tempat ibadah. Sama sekali tak pernah berhubungan dengan orang lain. Pada suatu hari nabi zakaria menengok Maryam di tempatnya, ia terkejut melihat aneka buah – buahan yang ada dalam kamarnya. Maryam menjelaskan bahwa semua itu adalah karunia Allah swt. Nabi Zakaria percaya akan hal itu, memang tidak mustahil Maryam yang suci, taqwa dan tunduk pada perintah allah itu sehingga mendapat karunia  berupa makanan dari sorga.



Pada suatu hari Maryam kedatangan malaikat jibril yang mengatakan bahwa ia akan mengandung dan akan melahirkan anak laki – laki yang nantinya akan menjadi nabi dan Rasul. Setalah kedatangan Malaikat dan mendengar perkataannya bahwa Maryam akan mengandung, maka Maryam menjadi heran, bagaimana bisa ia mengandung padahal ia adalah seorang yang masih perawan, belum pernah bersuami  akan mempunyai anak. Malaikat jibril menjawab bahwa jika Allah menghendaki sesuatu cukuplah berkata : “jadilah” maka kehendak Nya pua akan jadi.

Sangat berat penderitaan Maryam, dalam keadaan mengandung ia selalu diperolok-olok dan dihinakan kaumnya. Kemudian  Ia mengasingkan diri dari keramaian untuk menghindari cemohan masyarakat. Maryam keluar dari daerah pengasingannya untuk menyelamatkan diri serta bayi yang dikandungnya. Maryam semakin merasakan gerak bayi dalam kandungannya. Geraknya semakin lama semakin kuat. Karena merasa sakit, Maryam membaringkan diri. Pada saat itulah lahir seorang anak dari rahimnya. Bayi ini adalah Isa bin Maryam. Rasa sakit saat melahirkan anak yang dialami wanita suci ini menimbulkan penderitaan-penderitaan lain yang segera menantinya. Bagaimana manusia akan menyambut anaknya ini? Apa yang mereka katakan tentangnya? Bukankah mereka mengetahui bahwa ia adalah wanita yang masih perawan? Bagaimana seorang gadis perawan bisa melahirkan? Apakah manusia akan membenarkan Maryam yang melahirkan anak itu tanpa ada seseorang pun yang menyentuhnya? Kemudian pandangan-pandangan keraguan mulai menyelimutinya. Maryam berpikir bagaimana reaksi manusia kepadanya dan bagaimana perkataan mereka terhadapnya sehingga hatinya dipenuhi dengan kesedihan. Belum lama Maryam membayangkan dan meminta agar ia dimatikan dan dilupakan, tiba-tiba anak yang baru lahir itu memanggilnya:
"Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu ahan mengugurkan buah kurma yang masak kepadamu makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu rnelihat seorang manusia, maka katakantah: 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.'" (QS. Maryam: 24-26)
  Setelah melahirkan, Maryam merasa lapar dan haus. Ia menggoyang- goyangkan pohon kurma lalu memakan buah kurma yang terjatuh, dan minum air sungai yang mengalir dekat pohon kurma tempatnya bersandar. Ia pun bersyukur kepada Allah Swt. Tempat kelahiran Isa disebut Baitullaham (Bethlehem), yang berarti "tempat lahir". Kota ini terletak sekitar 9,5 km di selatan Yerusalem.
    Akhirnya, masa pengasingan Maryam telah berakhir dan Maryam harus kembali ke kaumnya. Beberapa hari setelah kelahirannya, Nabi Isa dibawa pulang ke kampung ibunya. Orang kampung berdatangan melihat putra Maryam. Mereka mencemoohkan Maryam karena membawa bayi tanpa ayah. "Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina." (QS. Maryam: 28)
Maryam dituduh melakukan pelacuran. Mereka menyerang Maryam tanpa terlebih dahulu mendengarkan sanggahannya atau mengadakan penelitian atau membuktikan bahwa perkataan mereka memang benar. Maryam dicerca sana-sini dan ia diingatkan, bahwa bukankah ia seseorang yang tumbuh dari rumah yang baik dan bukanlah ibunya seorang pelacur? Lalu mengapa semua ini terjadi padanya? Menghadapi semua tuduhan itu, Maryam tampak tenang dan tetap menunjukkan kebaikannya. Wajahnya dipenuhi dengan cahaya keyakinan. Ketika pertanyaan semakin menjadi-jadi dan keadaan semakin sulit, maka Maryam menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Ia menunjuk ke arah anaknya dengan tangannya. Maryam menunjuk Isa. Mereka menjawab "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" (QS. Maryam: 29)
Berkata Isa:
"Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadahu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. " (QS. Maryam: 30-33)
Belum sampai Isa menuntaskan pembicaraannya sehingga wajah-wajah para pendeta dari kalangan Yahudi dan  orang-orang yang menyaksikannya tampak pucat. Mereka menyaksikan mukjizat terjadi di depan mereka secara langsung. Anak kecil itu berbicara di buaiannya; anak kecil yang datang tanpa seorang ayah; anak kecil yang mengatakan bahwa Allah SWT telah memberinya al-Kitab dan menjadikannya seorang Nabi.
     Untuk melindungi anaknya, maka Maryam pindah ke Mesir bersama saudaranya Yusuf Najar. Al-Masih tumbuh dan berkembang serta menjalani masa kecilnya di Mesir. Setelah 12 tahun Kemudian datanglah kepada Maryam orang asing yang telah memerintahkannya untuk meninggalkan Palestina. Kali ini, ia memerintahkannya untuk kembali ke Palestina. Orang asing itu berkata kepadanya: "Raja yang lalim telah mati, maka kembalilah bersama anakmu wahai Maryam. Telah datang kesempatan emas bagi Isa untuk menduduki singgasananya. Isa akan menjadi penyayang orang-orang fakir dan orang-orang yang benar. Kembalilah wahai Maryam." Maryam pun kembali. Dalam perjalanan Maryam melalui banyak mata air di sungai Jordania.
Pada usia 30 tahun, diangkatlah Isa menjadi Rasul Allah, untuk menyerukan kebenaran Allah s.w.t. kepada Bani Israil. sebelum itu telah diajarkan kepadanya Taurat dan Injil. Dengan diangkatnya sebagai Rasul maka mulailah ia menyebarkan agama Islam kepada kaumnya, menyeruhkan kaum Yahudi dan orang – orang Israil untuk kembali kepada Allah, menyadarkan kesesatan mereka yang telah berani merubah Kitab Taurat peninggalan Nabi Musa
Kepada Isa, Allah mengajarkan Al-kitab, hikmah (ilmu), Taurat, dan Injil. Dan menjadi Rasul kepada Bani Israil. Isa mengetahui bahwa menjalankan agama yang hakiki bukan terletak pada ketaatan eksternal sementara hati jauh dari sikap rendah diri. Oleh karena itu, Isa mencabut buah dan memberikan makan kepada manusia pada hari Sabtu. Beliau menyalakan api untuk wanita-wanita tua sehingga mereka tidak mati kedinginan.
Isa sering mengunjungi tempat sesembahan orang Yahudi. Isa berdiri di dalamnya dan mengamati para pendeta dan manusia yang hilir mudik di sekitarnya. Sesampainya Isa di tempat sembahan, ia berdiri di dalamnya. Isa mengamat-amati apa yang ada di dalamnya. Dinding-dinding tempat beribadah itu terbuat dari kayu gahru yang memiliki bau yang harum. Di samping itu, terdapat kelambu-kelambu yang terbuat dari kain-kain yang mengagumkan yang dicampur dengan emas. Juga terdapat lampu-lampu yang terulur dari atap dan juga ada lilin-lilin yang memenuhi ruangan dengan cahaya. Meskipun demikian, kegelapan menyelimuti hati orang-orang yang ada di situ.
Isa hidup dalam keadaan tenggelam dalam ibadah seperti anak dari bibinya, yaitu Yahya. Jika Yahya khusuk beribadah dan tinggal di gunung dan gurun bahkan dia menginap di gua, maka hal itu adalah hal yang alami baginya, sedangkan Isa hidup justru di tengah-tengah masyarakat kota. Persoalannya adalah, bukan hanya Isa tidak terkait hubungan dengan seorang wanita dan bukan hanya mukjizat-mukjizat yang diperolehnya yang luar biasa yang berhubungan dengan ruh, tetapi yang lebih dari itu adalah, bahwa beliau didukung oleh ruhul kudussepanjang masa dakwahnya. Tentu itu adalah nikmat yang tak seorang pun dari para nabi sebelumnya diberi. Allah SWT berfirman:
"(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: 'Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan roh kudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat, dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: 'Ini tidak lain hanya sehir yang nyata.' Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: 'Berimanlah kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.' Mereka nienjawab: 'Kami telah beiiman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu).'" (QS. al-Maidah: 110-111)
Ayat-ayat tersebut menyebutkan lima mukjizat Nabi Isa. Pertama, bahwa beliau mampu berbicara dengan manusia saat beliau masih di buaian. Kedua, beliau diajari Taurat dan Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa telah tersembunyi dan telah mengalami perubahan yang dilakukan oleh orang-orang cerdik dari kaum Yahudi. Ketiga, beliau membentuk tanah seperti burung kemudian meniupkannya lalu tanah itu menjadi burung. Keempat, beliau mampu menghidupkan orang-orang yang mati. Kelima, beliau mampu menyembuhkan orang yang buta dan orang yang belang. Terdapat mukjizat yang keenam yang disebutkan dalam Al-Qur'an al-Karim:
"(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: 'Hai Isa putra Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?' Isa menjawab: 'Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orangyang beriman.' Mereka berkata: 'Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.' Isa putra Maryam berdoa: 'Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu: beri rezekilah kami dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.' Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan) itu, maka sesungguhnya Aku ahan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.'" (QS. al-Maidah: 112-115)
Mukjizat yang keenam itu adalah turunnya makanan dari langit karena permintaan Hawariyin. Isa putra Maryam berdoa: 'Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turimnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kavii dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu: beri rezekilah kami dan Engkaulah Pembeti rezeki Yang Paling Utama.'
Ketika kaum Hawariyin bertanya kepada Isa bin Maram agar diturunkan makanan dari langit, maka Nabi Isa berdiri dan meletakkan pakaian dari kulit wol kemudian beliau melangkahkan kakinya dan meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya, lalu beliau menundukkan kepalanya dalam keadaan khusuk dan tunduk kepada Allab SWT. Kemudian beliau membuka matanya dan menangis sehingga air matanya membasahi jenggotnya bahkan mencapai dadanya dan berkata: 'Ya Tuhan kami, turunhanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit... Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu.
Lalu turunlah makanan besar dari celah dua awan: satu awan di atasnya satu awan di bawahnya. Saat itu manusia melihatnya. Nabi Isa berkata, "Ya Allah jadikanlah makanan ini sebagai rahmat dan jangan menjadi fitnah." Lalu turunlah di depan Nabi Isa sapu tangan yang menutupinya kemudian Nabi Isa tersungkur dalam keadaan sujud yang diikuti oleh kaum Hawariyin. Mereka mendapati suatu bau yang harum yang belum pernah mereka temukan sebelumnya.
Nabi Isa berkata, "Siapakah di antara kalian yang paling ikhlas dan paling percaya kepada Allah SWT agar ia membuka makanan itu sehingga kita bisa makan darinya serta berzikir kepada Allah SWT atasnya serta bersyukur kepadanya." Kaum Hawariyin berkata: "Wahai Ruhullah sesungguhnya engkau lebih berhak daripada kami dalam hal itu.", maka Nabi Isa berdiri lalu beliau mengambil wudhu dan salat. Kemudian beliau banyak berdoa sambil duduk di sisi makanan itu dan membukanya. Tiba-tiba di atas makanan itu terdapat ikan yang lezat yang tidak ada durinya. Nabi Isa ditanya: "Wahai Ruhullah, apakah ini makanan dari dunia atau dari surga?" Nabi Isa menjawab: "Bukankah Tuhan kalian melarang kalian untuk bertanya pertanyaan semacam ini. Ia turun dari langit dan tidak ada makanan sepertinya di dunia dan ia bukan berasal dari surga tetapi ia adalah sesuatu yang Allah SWT ciptakan dengan kekuasaan yang luar biasa di mana Dia cukup mengatakan "jadilah, maka jadilah."
Para mufasir berbeda pendapat sekitar bentuk makanan yang diturunkan kepada Isa, apakah itu ikan atau daging? Apakah roti atau buah-buahan? Kami memandang bahwa pembahasan-pembahasan ini kurang penting. Sesuatu yang paling penting yang perlu kita perhatikan adalah apa yang dikatakan oleh Nabi Isa, Sesungguhnya ia diciptakan oleh Allah SWT dengan kekuasaan yang mengagumkan di mana Dia cukup mengatakan "Jadilah, maka jadilah ia."
Inilah hakikat makanan tersebut. Ia merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yaitu suatu tanda yang Allah SWT mengancam bagi siapa yang menentangnya Dia akan menyiksanya dengan azab yang belum pernah diterima oleh seseorang pun di dunia. Para ulama berbeda pendapat apakah makanan tersebut memang diturunkan atau tidak, tetapi menurut pendapat mayoritas dan ini yang benar makanan tersebut memang diturunkan, sesuai dengan firman Allah SWT: "Aku akan menurunkan hidangan itu bagimu. "
Dikatakan bahwa ribuan pengikut Nabi Isa memakannya dan makanan tersebut tidak habis.

Isa ingin mengajari manusia bagaimana mereka menghadapi keburukan di mana Nabi Isa menekankan agar mereka lebih melihat kepada keindahan dan kebaikan. Dakwah Nabi Nabi Isa merupakan puncak dari ketinggian ruhani dan idealisme yang mengagumkan di mana Beliau lebih menekankan kebaikan daripada keburukan. Rasulullah berkata: "Semua para nabi adalah saudara, agama mereka satu sedangkan mereka dilahirkan dari berbagai macam ibu dan aku adalah manusia yang utama begitu juga Isa bin Maryam di mana tidak ada nabi setelahku dan sesudahnya." Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Nabi Isa akan turun pada akhir zaman. Islam sangat memberikan penghormatan kepada Isa yang sesuai dengan kedudukannya sebagai salah satu nabi ulul azmi yang besar.



Adapun yang beriman kepada Nabi Isa a.s. hanyalah dua belas orang saja, dan mereka disebut Hawari yang berarti sahabat-sahabat Nabi Isa a.s. Lama kelamaan pengikut Nabi Isa a.s. semakin banyak, mereka disebut Nasara (Nasrani). Diantara sahabat-sahabat Nabi Isa a.s. Salah satu ajaran Nabi Isa as adalah kabar tentang adanya nabi sesudahnya yaitu Ahmad atau Muhammad. Hal ini tersebutlah dalam Al Quran surat Ashshaff : “sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelum ku, yaitu kitab taurat dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang Rasul yang akan datang sesudahku yaitu Ahmad ( Muhammad)”.

Isa terus melangsungkan dakwahnya sehingga kejahatan dan keburukan mengetahui bahwa singgasana mereka terancam hancur. Lalu pasukan keburukan bergerak untuk menangkapnya. Orang-orang Yahudi menyakitinya dan menuduhnya dengan berbagai macam tuduhan. Isa dikatakan sebagai penyihir dan sebagai orang yang mengubah syariat dan mereka menisbatkan kekuatannya yang luar biasa kepada kekuatan setan. Ketika mereka tidak lagi memiliki tipu daya yang dapat melumpuhkan Nabi Isa dan mereka melihat orang-orang yang lemah dan orang-orang fakir berkumpul di sekitarnya, maka mereka mulai membikin suatu, makar. Mereka mempengaruhi orang-orang Romawi.
Mula-mula pemerintahan Romawi tidak turut campur karena menganggap bahwa perselisihan-perselisihan antara orang-orang Yahudi adalah perselisihan yang terjadi demi memperebutkan kepentingan sesama mereka. Lalu diadakanlah majelis Sanhadurim (yaitu majelis undang-undang tertinggi dari kalangan Yahudi). Mereka berkumpul untuk membuat persekongkolan demi menyingkirkan Isa. Persekongkolan itu mengambil bentuk yang baru.
Ketika orang-orang Yahudi tidak mampu memerangi Nabi Isa, mereka berpikir untuk membunuhnya. Mulailah para ketua pendeta Yahudi bermusyawarah untuk membuat suatu kesimpulan tentang cara yang mereka lakukan untuk menangkap Nabi Isa yang tidak menirnbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat.
Mereka mencari orang yang sanggup menangkap Nabi Isa a.s. dengan upah yang besar. Diantara sahabat-sahabat Nabi Isa a.s. ada seorang yang murtad yang bernama Yahuza Iskarius.Yahuza Iskarius si murid murtad tersebut yang sanggup melaksanakan pekerjaan itu. Pada waktu Nabi Isa a.s. sudah terkepung disuatu tempat oleh tentara kerajaan yang diperintah oleh Raja Hirdaus yang kafir, Allah s.w.t. telah berkenan mengangkat Nabi Isa a.s. ke alam gaib (ketempat yang dimuliakan Allah) dan pada waktu itu usia Nabi Isa a.s. adalah 33 tahun. dia keluar menemui sahabat-sahabatnya. Di rumah tersebut ada 12 orang. Beliau (Nabi Isa) keluar menemui mereka dari salah satu sumber air di rumah itu dan kepalanya terkena air. Beliau berkata, "Sesungguhnya di antara kalian ada yang kafir terhadapku dua belas kali setelah beriman kepadaku".
Kemudian beliau berkata lagi, "Barangsiapa di antara kalian yang dijadikan serupa denganku, dia akan dibunuh untuk menggantikan diriku, maka dia bersamaku dalam satu derajat".
Mendengar perkataan Nabi Isa, salah satu pemuda langsung berdiri.
Tetapi Nabi Isa berkata kepadanya, "Duduklah".
Kemudian pemuda itu kembali lagi kepada mereka, lalu berdiri dan berkata "Saya".
Nabi Isa pun berkata, "Engkaulah orangnya".
Kemudian Allah mengubah pemuda itu seperti diri Nabi Isa, dan Nabi Isa 'alaihi sallam pun diangkat ke langit dari satu celah di dinding dalam rumah.
Lalu datanglah orang-orang Yahudi mencarinya. Maka mereka menyeret orang yang diserupakan oleh Nabi Isa itu, lalu mereka membunuh dan menyalibnya.
 Para pengikut Nabi Isa berselisih pendapat setelah Nabi Isa diangkat ke langit.
Sebagian pengikut Nabi Isa menjadi kafir dua belas kali setelah beriman kepadanya, dan mereka terpancar menjadi tiga golongan:
Golongan pertama yang disebut Al-Ya'qubiyah. Mereka berkata, "Allah bersama kita menurut kehendak-Nya".
Golongan kedua disebut An-Nusthuriyah. Mereka berkata, "Di antara kita ada putra Allah menurut kehendak-Nya, kemudian Allah mengangkatnya kepada-Nya".
Golongan ketiga disebut golongan Muslimin (berserah diri kepada Allah, atau golongan yang selamat. - Muslimin dalam arti umum, bukan muslimin sebagai umat Nabi Muhammad, melainkan umat Nabi Isa yang benar). Mereka berkata, "Di antara kita ada hamba Allah dan Rasul-Nya atas kehendak-Nya kemudian Allah mengangkatnya kepada-Nya".
Dalam sejarah, dua golongan pertama lebih kuat (tenaga), sehingga mereka membantai golongan ketiga, sampai kemudian datang Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menerima wahyu Al-Qur'an dan menjelaskan masalah ini dengan jelas.


 SINOPSIS KISAH NABI ISA AS

Nabi Isa a.s. adalah anak dari Maryam, beliau tidak memiliki ayah. Maryam lahir dari keluarga Imran. Maryam berarti " tidak bercela," juga bisa berarti "hamba Tuhan." Ia diasuh oleh Nabi Zakaria setelah ayahnya meninggal.

Pada suatu ketika, datanglah Malaikat Jibril kepada Maryam dan memberitahukan bahwa Maryam akan memperolah seorang anak yang saleh. Tentu saja Maryam sangat terkejut, karena ia belum bersuami. Namun memang demikianlah kehendak Allah, lalu Malaikat Jibril meniupkan roh suci kedalam kandungannya, maka hamillah Maryam.

Sangat berat penderitaan Maryam, dalam keadaan mengandung ia selalu diperolok-olok dan dihinakan kaumnya. Apalagi setelah bayinya lahir, orang-orang bertanya kepada Maryam "Hai Maryam, mengapa kamu sampai memiliki anak? padahal kamu ini seorang wanita baik-baik yang belum bersuami. Orang tuamu pun orang-orang yang baik pula, mengapa sekarang engkau berbuat mesum?" Mendengar hal ini Maryam tidak menjawab, kecuali hanya memberi isyarat dengan menunjuk bayinya. Sudah tentu mereka terheran-heran dan berkatalah mereka "Bagaimana mungkin kami bisa bicara dengan anak yang masih bayi?"

Maka dengan kekuasaan Allah s.w.t. Nabi Isa a.s. yang waktu itu masih bayi dapat berbicara. Allah s.w.t. menerangkan firmannya yang artinya "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-kitab (Injil) dan dia menjadikan ku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku masih hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah Isa putra Maryam, Allah telah memfirmankan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya" (s.Maryam ayat 30-34) Demikianlah dengan izin Allah s.w.t. anak yang masih dalam pangkuan ibunya dapat berkata-kata.

Untuk melindungi anaknya, maka Maryam pindah ke Mesir bersama saudaranya Yusuf Najar. Setelah dua belas tahun, merekapun kembali ke negri Syam. Pada usia 30 tahun, diangkatlah Isa menjadi Rasul Allah, untuk menyerukan kebenaran Allah s.w.t. kepada Bani Israil.

Ketika berada di Bukit Zaitun, Nabi Isa bersujud dan bersyukur karena selamat dari godaan iblis. Tidak lama kemudian, Malaikat Jibril mendatanginya, lalu menyampaikan tugas kenabian dan kerasulannya. Nabi Isa menerima wahyu Allah Swt. Kepadanya, Allah Swt. menurunkan kitab suci Injil (Q.4:171), pembenaran kitab suci sebelumnya (Taurat), dan nubuat tentang akan turunnya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw. yang disebut Ahmad (Q.61:6).

Kepada Isa, Allah mengajarkan Al-kitab, hikmah (ilmu), Taurat, dan Injil. Dan menjadi Rasul kepada Bani Israil, kepadanya pula Allah memberikan mukjizat, yaitu :

1. Menjadikan burung daripada tanah
2. Dapat menyembuhkan orang buta sehingga bisa melihat
3. Menyembuhkan orang berpenyakit kusta
4. Dapat menghidupkan orang-orang yang telah mati
5. Menurunkan makanan dari langit ketika diminta oleh kaumnya

Adapun yang beriman kepada Nabi Isa a.s. hanyalah dua belas orang saja, dan mereka disebut Hawari yang berarti sahabat-sahabat Nabi Isa a.s. Lama kelamaan pengikut Nabi Isa a.s. semakin banyak, mereka disebut Nasara (Nasrani). Diantara sahabat-sahabat Nabi Isa a.s. ada seorang yang murtad yang bernama Yahuza Iskarius.

Dalam melaksanakan tugas menegakan kebenaran Allah s.w.t. Nabi Isa a.s. mendapat tantangan keras dari orang-orang kafir. Mereka mencari orang yang sanggup menangkap Nabi Isa a.s. dengan upah yang besar. Yahuza Iskarius si murid murtad tersebut yang sanggup melaksanakan pekerjaan itu. Pada waktu Nabi Isa a.s. sudah terkepung disuatu tempat oleh tentara kerajaan yang diperintah oleh Raja Hirdaus yang kafir, Allah s.w.t. telah berkenan mengangkat Nabi Isa a.s. ke alam gaib (ketempat yang dimuliakan Allah) dan pada waktu itu usia Nabi Isa a.s. adalah 33 tahun. Dan kemudian Allah menjadikan orang lain (Yahuza Iskarius) mirip dengan Nabi Isa a.s. dan murid yang murtad inilah yang sebenarnya tertangkap dan kemudian disalibkan.

Didalam Al-qur'an  Allah s.w.t. menerangkan firmannya yang artinya "Telah kafirlah orang-orang yang mengatakan sesungguhnya Allah ialah Al Masih, putra Maryam. padahal Al Masih sendiri berkata "Hai Bani Israil! sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu, sesungguhnya barang siapa yang memperserikatkannya, maka Allah haramkan ia masuk surga dan tempatnya adalah dineraka yang tidak ada seorangpun penolongnya" (s Almaidah ayat 72)






0 Response to "Kisah Nabi Isa As"

Post a Comment

wdcfawqafwef